Secara garis besar tumbuhan paku dikelompokkan menjadi empat subdivisi,
yaitu Psilopsida (paku purba), Lycopsida (paku kawat), Sphenopsida (paku
ekor kuda), dan Pteropsida (paku sejati). Pada kesempatan kali ini kita
akan uraikan masing-masing subdivisi tumbuhan paku tersebut.
KELOMPOK PSILOPSIDA (PAKU PURBA)
Kelompok psilopsida merupakan kelompok kecil yang hanya memiliki dua genus yaitu genus Psilotum dan Tmesipteris yang keduanya tidak memiliki banyak spesies. Psilotum banyak terdapat di Amerika Utara dan Karibia, serta sepanjang teluk dan pantai Atlantikke utara sejauh Karolina Utara. Psilotum juga ditemukan di daerah Asia yang beriklim tropis dan pulau-pulau di Pasifik. Tmesipteris tumbuh di Kaledonia Baru dan di daerah yang berdekatan di Pasifik Selatan, termasuk Australia, dan Kaledonia Baru.
Psilotum sp (sumber gambar : en.wikipedia.org) |
Batang psilopsida tidak memiliki akar tetapi didukung oleh batang yang merambat ke samping yang disebut rizoma.
Bagian yang keluar dari batang menghasilkan pasangan seperti daun,
tetapi tidak memiliki jaringan pembuluh. Pasangan seperti daun yang
tumbuh keluar ini langsung terletak di bawah synangia, yaitu organ penghasil spora. Synangia terlihat
sebagai hasil dari tiga sporangia yang bergabung dan muncul di ujung
dari cabang mendatar yang pendek. Hal ini merupakan salah satu sifat
lain yang menunjukkan bahwa Psilotum berbeda dari tumbuhan berpembuluh lain yang masih hidup dan menghasilkan sporangia di daunnya.
Pada saat synangia telah matang, synangia akan membuka dan
melepaskan spora yang berwarna kuning sampai putih. Generasi gametofit
sangat kecil dengan panjang tidak lebih dari dua milimeter. Gametofit
ini masuk ke dalam tanah dan bersifat saprofit dan mengambil nutrisinya
dengan menyerap zat-zat yang terlarut di sekelilingnya. Proses ini
sering sekali dibantu dengan kehadiran jamur yang tumbuh dalam jaringan
gametofit.
Setelah dewasa gametofit menghasilkan sel telur dan sel sperma. Sperma
biasanya berflagela dan berenang menuju sel telur dan kemudian bersatu
untuk memulai generasi sporofit. Namun demikian, gametofit psilopsida
dapat melakukan pembuahan sendiri untuk menghasilkan tumbuhan sporofit.
Sporofit yang dihasilkan memulai hidupnya sebagai organisme yang
bergantung pada gametofit induknya.
KELOMPOK LYCOPSIDA (PAKU KAWAT)
Kelompok Lycopsida memiliki struktur akar yang sederhana, batangnya
bercabang dan kecil, daun-daun tersusun spiral yang disebut mikrofil.
Sporangium dihasilkan oleh daun yang subur, mempunyai dinding yang
tebal, ada yang homospora (menghasilkan satu jenis spora), dan ada yang
heteospora (menghasilkan dua jenis spora). Sel sperma mudah bergerak dan
memiliki dua atau lebih flagela. Beberapa contoh spesies lycosida,
yaitu Selaginella, Lycopodium, dan Isoltes.
Selaginella sp (sumber gambar : en.wikipedia.org) |
KELOMPOK SPHENOPSIDA (PAKU EKOR KUDA)
Kelompok sphenopsida saat ini memiliki satu genus yaitu genus Equisetum
dengan sekitar 30 spesies yang masih hidup di seluruh dunia. Sebagian
kecil spesies, seperti spesies yang tumbuh di Meksiko bagian tropis
dapat mencapai ketinggian 3 meter. Akan tetapi pada umumnya, tumbuhan
sphenopsida berbentuk tumbuhan pendek dan kecil-kecil seperti rumput
yang merupakan sisa-sisa kejayaan sebelumnya. Equisetum juga dikenal sebagai paku ekor kuda, ekor serigala, atau alat penggosok.
Equisetum sp (sumber gambar : en.wikipedia.org) |
Ciri morfologi yang paling jelas dari sphenopsida ialah pada pencabangan
di persambungan batang, yaitu titik-titik yang berjarak sama yang
disebut nodus. Antara nodus satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh batang telanjang yang disebut internodus.
Beberapa spesies sering sekali bercabang pada nodus, sementara pada
spesies yang lain tidak terjadi. Jika terdapat percabangan, cabang tidak
terjadi pada ketiak daun, tetapi jika tidak terjadi percabangan maka
daunlah yang akan tumbuh di tempat tersebut. Daun-daun Equisetum panjang dan ramping.
Di ujung cabang yang reproduktif terdapat struktur kerucut disebut stobilus
yang terdiri atas organ tambahan yang menempel secara kuat di ujung
cabang yang disebut sporangiopora. Setiap sporangiopora menghasilkan
beberapa sporangia tempat spora berkembang. Sporangiopora yang
strukturnya berbentuk seperti payung dengan sporangia di ujungnya
merupakan tipe yang paling banyak ditemui pada sphenopsida. Kebanyakan
spesies sphenopsida ialah homospora (menghasilkan satu jenis spora).
Beberapa spesies merupakan heterospora yang menghasilkan dua jenis spora
yang berbeda. Spora kecil yang berkembang menjadi mikrogametofit jantan
dan spora besar yang berkembang menjadi megagametofit betina.
KELOMPOK PTEROPSIDA (PAKU SEJATI)
Kelompok pteropsida juga dikenal sebagai paku pakis yang mempunyai
ciri-ciri hidup berkelompok, tidak mempunyai batang sebenarnya, dan
berupa pohon atau tumbuhan pemanjat. Sporangium pteropsida terletak di
bawah permukaan daun dan sorusnya tersebar atau terletak teratur.
Terdapat dua jenis daun yaitu daun yang subur (fertil) dan daun yang
tidak subur (steril).
Azolla sp (sumber gambar : en.wikipedia.org) |
Generasi sporofit lebih dominan daripada generasi gametofit. Generasi
gametofit menghasilkan alat reproduksi jantan yaitu anteridium dan alat
reproduksi betina berupa arkegonium. Beberapa contoh spesies pteropsida
yaitu Marsilea sp. Azolla sp. yang hidup bersimbiosis dengan Anabaena azollae dalam mengikat nitrogen dari udara, dan Adiantum cuneatum (suplir).
0 komentar:
Posting Komentar